TOPJURNALNEWS.COM - Terancam hancurnya ribuan batang tanaman kelapa sawit muda yang mulai ditanam tahun 2020 di lingkungan kebun Aek Nabara Utara Distrik Labuhan Batu 3, Labuhan Batu Selatan menjadi perhatian serius di lingkungan Direksi PalmCo di Gedung Agro Jakarta Selatan. Menurut sumber TJN di Jakarta, kondisi itu menjadi bahan serius untuk dievaluasi secara menyeluruh karena khawatir akan berdampak negatif bagi produksi kelapa sawit ke depan.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah tanaman yang masih berstatus tunas pasir yang seharusnya tumbuh subur justru terancam fuso dan tidak mungkin bisa berbuah maksimal pada waktunya karena tidak maksimalnya perawatan yang dilakukan jajaran kebun Aek Nabara Utara. Padahal menurut sumber TJN biaya yang digelontorkan untuk perawatan tanaman muda itu cukup besar, sehingga sangat tidak masuk akal kalau melihat kondisi tanaman di lapangan.
Di bagian tengah areal afdeling 3 misalnya, pohon-pohon kelapa sawit nyaris mati dengan daun-daun yang mulai menguning.
Menurut sumber yang dihubungi di kebun Aek Nabara Utara, kondisi yang ada ini seharusnya menjadi perhatian serius GM Distrik, manajer, dan jajaran pejabat kebun seperti Askep, asisten dan mandor satu. Karena merekalah yang selama ini diberi tanggungjawab untuk mengawasi dengan serius pertumbuhan tanaman di lapangan dan mengambil tindakan jika terjadi hal-hal yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman muda ini. Namun yang terjadi sebaliknya, akibat tidak adanya pengawasan serius, tanaman muda dibiarkan begitu saja sehingga diperkirakan akan mengalami gagal tumbuh atau fuso.
Terungkapnya kondisi nyata di lapangan yang sangat memperihatinkan itu saat ini membuat geger lingkungan kebun Aek Nabara Utara. namun oknum Manajer Rudy malah mengumpulkan asisten dan mandor untuk dimintai keterangan menyangkut bocornya kondisi itu ke publik setelah diekpos media. Para bawahannya menjadi sasaran kemarahan, karena bocornya foto-foto kondisi tanaman yang begitu memprihatinkan. Tindakan ini dinilai hanya ingin mengelak dari tanggungjawab dengan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Sementara kondisi tanaman tidak juga mendapat perhatian serius. Padahal seharusnya tanaman yang menjadi fokus untuk dilakukan tindakan agar tidak semakin melebar kerusakan yang terjadi, bukan mencari-cari pihak yang harus dipersalahkan.
.Arogansi oknum Manajer yang baru mendapat promosi ini menjadi pembicaraan di lingkungan kantor RH PTPN4 Regional 1 di Medan. Sebab pemberitaannya sudah sampai ke jajaran Holding PTPN grup dan meneruskannya ke kantor RH di Medan. Diperkirakan bakal ada evaluasi terhadap sejumlah pejabat yang selama ini diberi wewenang di kebun Aek Nabara 3 dan Distrik Labuhan Batu 3.
"Memang sudah seharusnya jajaran RH N4R1 melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pemangku kepentingan di Labuhan Batu 3. Sebab jika tidak, akan membawa dampak serius terhadap produksi kelapa sawit PalmCo ke depan," ujar sumber TJN.(Tim).