Revitalisasi Lapangan Merdeka Rp.600 M lebih Jangan Jadi Seperti Proyek Lampu Pocong

Sebarkan:

TOPJURNALNEWS.COM - Sangat disayangkan kalau pada akhirnya nanti Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan,  seperti proyek-proyek lainnya yang terkesan manfaatnya nyaris tidak menyentuh masyarakat Kota Medan.

Misalnya seperti proyek lampu pocong yang pada akhirnya mangkrak. padahal, bukan tanggung-tanggung biaya yang sudah dikeluarkan untuk pengerjaan lampu pocong tersebut, yang pada akhirnya terkesan cuma menjadi proyek mubazir. 

Jangan sampai rvitalisasi Lapangan Merdeka yang sudah menelan anggaran sampai Rp. 600 Milyar lebih itu hanya menjadi proyek seperti proyek lampu pocong, atau cuma sementara saja indahnya," Ketua Pengurus  Forum Independen Transparansi untuk Anggaran (FITRA)  Sumatera Utara Yenni Chairiah Rambe, kepada wartawan lewat pesan whatssap, Jumat (10/1/25).

Menurutnya, anggaran sekitar 600 an milyar untuk pembangunan revitalisasi suatu bangunan cagar budaya dan memfungsikan kembali lapangan merdeka sebagai ruang terbuka hijau (RTH) ini sangat bombastis. Disaat masyarakat Belawan masih harus mengalami banjir rob yg dampak banjirnya berhari-hari. Dan juga munculnya geng-geng motor karena tidak adanya ruang-ruang publik tempat anak-anak muda berkumpul bebas berkreasi menyalurkan minat dan bakatnya.

Lapangan Merdeka sebutnya, jangan hanya dijadikan private sector dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu yg tujuannya cuma profit oriented. Jadikan lapangan merdeka sebagai sarana publik yg dapat dinikmati oleh masyarakat umum sebagai mana dulu sebelum dilakukan revitalisasi. Bagaimana  lapangan merdeka ke depan sebagai sarana publik (akses publik) yg memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi masyarakat dan tentu saja tidak hilang histori romantisnya. 

Dan Semoga lanjutnya, proyek ini dapat terdistribusikan dengab baik nantinya kepada Walikota Terpilih dalam pengelolaannya.Lapangan Merdeka  adalah intinya kota Medan. Dan lapangan merdeka sbagai cagar budaya merupkan pusatnya kota Medan.

Yenni juga menyebutkan, Pohon2-pohon trembesi di seputaran lapangan merdeka juga  tidak diperlakukan secara khusus perawatan dan pemeliharaannya, dikhawatirkan akan semakin rusak dan rapuh. Mengingat seblmnya (sebelum revitalisasi) ada beberapa pohon trambesi yg tumbang karena dijadikan tempat membakar sampah. Perlu perhatian khusus dari instansi terkait Pemko medan.

 "Secara kasat mata, pohon tersebut tampak luarnya sehat tetapi dalamnya sudah terkena parasit sisik naga dan jamur," ungkapnya.

Berdasarkan UU Cagar budaya kata Yenni disebutkan, bahwa Revitalisasi harus memberi manfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan mempertahankan ciri budaya lokal. Dapat dilakukan adaptasi utk memenuhi kebutuhan masa kini, dengan tetap mempertahankan ciri asli atau struktur cagar budaya atau ciri asli lanskap budaya dan/atau permukaan tanah situs  agar Budaya.

Dalam revitalisasi lapangan merdeka, tim leader mempertahankan 3 hal a.l: hamparan tanah lapang, tugu proklamasi dan tanaman pohon trambesi yg jumlahnya ada 40 pohon.

" Dengan wajah baru dan desain lapangan merdeka saat ini diharapkan dpt mengurangi kemacetan, memfungsikan kembali lapangan merdeka sbg sarana milik publik dan bebas dinikmati oleh publik dg rasa aman dan nyaman. Yang perlu menjadi perhatian juga jika terjadi hujan dengan curah hujan yg tinggi. Jangan sampai lapangan merdeka Medan nanti nasibnya sama seperti dataran Merdeka di KL. Akhirnya basement sebagai tempat parkir tidak lagi bisa digunakan dan difungsikan, alias ditutup selamanya.

Dalam kesempatan itu Yenni juga meminta kepada BPK RI untuk melakukan audit terkait proyek revitalisasi Lapangan Merdeka tersebut.  

"Kenapa sampai sekarang belum juga selesai juga proyeknya? Sekarang sudah Bulan Januari tahun 2025. Kita minta agar BPK RI perwakilan Sumatera Utara untuk segera melakukan audit atas pengerjaan proyek tersebut," tegasnya.(lik)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini